Persahabatan, sebenarnya seberapa penting itu untuk kita?
Bagi Q itu adalah sesuatu yang sangat berharga..
Orang tempat kita berbagi baik dalam suka dan duka...
Orang yang selalu ada saat kita butuh...
Orang yang mw menjadi pendengar setia kita...
Orang yang selalu bersedia menyediakan bahunya untuk menjadi sandaran air mata kita...
Tetapi tak jarang perselisihan terjadi di antara kita...
Manusia juga adalah makhluk yang terdiri dari ego, “kemenangan” ...
Dari sang ego ini membuat manusia jadi egois....
Tetapi kata "sahabatlah" yang membuat kita ingin menyingkirkan smua ego itu...
Kebutuhan
untuk mendengarkan dan didengarkan, saling berbagi, saling berdekatan,
bahkan saling “bertengkar” membuat sebuah persahabatan menjadi
penting.
Teorinya, sahabat adalah orang yang bisa menerimamu apa adanya.
Saat
kamu benar dia akan mendukungmu dan brusaha memotivvasimu untuk
mencapai sgala yang kau inginkan selagi itu masih dalam jalan yang
benar...
Saat kamu salah dia akan memberitahumu kalau kamu salah,
“menyalahkan” kesalahanmu tetapi bukan menyalahkan hidupmu, memberi
nasihat agar kamu kembali kepada jalan yang benar...
Bukan orang yang men-capmu karena kesalahanmu dan tetap di sisimu untuk membantumu memperbaiki kesalahanmu...
Teorinya,
sahabat adalah orang yang mungkin tidak akan selalu ada bersamamu
terus-menerus, tetapi dia bisa menjadi orang pertama yang ikhlas kamu
hubungi kapan pun dan di manapun hanya untuk mendengarkan keluh
kesahmu. eorang Sahabat adalah orang di mana kita sanggup untuk
“berdarah-darah” karena membelanya, rela melakukan apa saja hanya untuk
melihat senyumnya mekar kembali.
Itu teorinya…
Prakteknya ternyata sulit, bisa jadi karena hal-hal di luar kendali dan ego kita berselisih...
Tetapi bukan tidak mungkin untuk dipelajari.
Dimulai
dari diri sendiri untuk meredam ego, mencoba berkompromi, bertanggung
jawab atas semua perbuatan, menghargai orang lain, rela membuka hati
dan telinga untuk mendengarkan, tetap berbicara dengan nada santai dan
kalem walaupun diri sedang dikuasai emosi, dan yang penting adalah…
senyum.
Menurut David J. Lieberman, Ph.D, senyum (ikhlas), mengandung 4 hal penting:
1. kepercayaan diri.
2. kegembiraan.
3. antusiasme.
4. penerimaan.
Kamu
tersenyum (mekar, ikhlas dari hati) memperlihatkan bahwa kamu yakin
dengan diri kamu dan keadaan sekitarmu. Kamu tersenyum, berarti kamu
menunjukkan pada orang-orang di sekitarmu bahwa kamu menganggap mereka
menyenangkan (dan setiap orang pasti merasa senang kalau dianggap
menyenangkan).
Kamu tersenyum, kamu menyiratkan bahwa kamu tulus menerima dia apa adanya.
Saya sendiri tidak mempunyai banyak sahabat.
Saat
saya merasakan mereka menjauh, atau ‘insting’ saya merasakan bahwa
mereka tidak nyaman bersama saya, membuat saya berpikir “Apa ada yang
salah dengan saya dan yang saya lakukan ?
Apa ada yang salah dengan keadaan ini?
Yang
saya tahu adalah saya sangat menghargai keberadaan para sahabat saya,
tetapi apakah mereka sudah merasa cukup dengan penghargaan yang saya
berikan.
Lebih parah lagi, apakah mereka tahu bahwa saya sebenarnya merasa sangat nyaman dengan keberadaan mereka.
Berpikir seperti ini membuat saya tiba di satu titik...
Bahwa mungkin selama ini konsep saya tentang sebuah persahabatan itu salah...
Mungkin saya banyak melakukan kesalahan yang saya tidak sadari...
Sering menganggap bahwa sahabat adalah orang tempat kita bisa berkeluh kesah tentang apa saja.
Tetapi
pernahkah kita berpikir bahwa mereka juga manusia yang juga
membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah? Bahwa mereka juga manusia
dengan segala keterbatasannya, manusia yang juga butuh untuk
dibahagiakan, dicintai, dan dimengerti… diberi, bukan hanya memberi,
diterima…bukan hanya menerima.
Seperti pepatah “Sesuatu akan menjadi sangat berharga saat kamu sudah kehilangannya.”
Bisa jadi itu benar, bisa jadi itu salah, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Jadi
begini, haruskah kita benar-benar kehilangan dulu baru kemudian kita
menyadari bahwa dia berharga tetapi semua sudah terlambat, dan kita
tidak bisa mengembalikannya pada keadaan seperti semula?
Tidak. Tidak harus begitu..!!
Mulailah untuk dan menerima dan mencintai apa yang kita miliki saat ini, bukan yang kita inginkan.
Seorang sahabat, dia bukan dewa, dia bukan yang maha segalanya.
Dia juga manusia, sama seperti kita.
Mulailah memikirkan hal-hal yang menyenangkan yang mungkin belum kamu lakukan untuk sahabatmu.
Beritahu sahabatmu bahwa mereka berharga, bahwa kamu merasa nyaman berada di dekatnya, apa pun dan bagaimanapun keadaannya.
Beritahu sahabatmu, bahwa kamu bersedia dihubungi kapan pun hanya untuk mendengarkan keluh kesahnya...
Karena itulah sahabat yang sesungguhnya...
Menerima apa adanya n mencoba mengerti keadaan sahabatnya...
Saat kita saling jauh dan jarang berkomunikasi, cobalah untuk berbaik sangka "husnuzon"...
"Ooo, mungkin sahabat saya sedang sibuk.." ^_^
Karena dengan saling mengerti, "persahabatan" itu akan bertahan....
Sahabat, terima kasih untuk semua lukisan indah yang sudah engkau ukir di hatiku...
Terima kasih untuk semua kenangan yang kita lalui...
Semua kenangan suka maupun duka..
Meski kita terkadang sering berselisih paham, tapi itu adalah pemanis sebuah persahabatan...
Tak ada yang sempurna di dunia ini...
Setiap manusia mempunyai kekurangan...
Tapi dengan kekurangan itulah kita saling melengkapi...
Dengan kekurangan yang kita miliki kita dipertemukan dalam persahabatan...
Sahabat, maafkan smua kesalahan dan kekeliruan yang mungkin Q lakukan tanpa Q sadari...
Berikan Q nasehatmu jika Q melangkah d jalan yang salah...
Smoga persahabatan kita tidak hanya di dunia yang fana' ini, tetapi juga d hari akhir nanti...
Smua kenangan yang terukir akan selalu terukir dalam kanvas memori Q.... ^_^
BY : Fauziah Amriny ( Ziefa Ujie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar