Sebuah
pelajaran berharga yang aku dapat dari seorang kak Oky Setiana Dewi saat
seminar kemaren, “jangan pernah menjudge orang dari covernya”. Sebuah kata
sederhana tapi dengan makna yang sangat dalam. Dalam kehidupan sehari-hari
mungkin kita lebih sering memberikan penilaian berdasarkan pandangan mata.
Tetapi taukah engkau sahabat, sungguh pandangan mata itu sering tersalah. Kita
sering melihat sesuatu berdasarkan covernya, ketika covernya bagus, kita
menilai kalau isinya juga pasti bagus, sedangkan yang memiliki cover tidak
bagus, kita langsung memberikan penilaian buruk. Itulah pandangan mata yang
sering tersalah dalam membuat kesimpulan.
Sahabatku, cobalah
engaku melihatnya dengan mata hati, maka semuanya akan lebih nyata dan
bermakna. Mata hati tidak akan pernah bisa berbohong dengan apapun, begitu juga
saat engkau ingin memilih dalam melangkah atau mengambil sebuah keputusan,
tentu penilaian mata hati sangat diperlukan agar tidak tersalah dalam mengambil
pilihan tersebut. Mata hati tidak akan langsung memberikan penilaian
berdasarkan yang terlihat di cover (penglihatan zahir), tetapi akan lebih
mempertimbangakan sebelum mengambil sebuah kesimpulan.
Saat kita melihat seorang copet yang tertangkap dan dihakimi oleh massa, mungkin yang terbersit dalam fikiran kita bahwa dia adalah orang yang jahat. Tetapi coba kita menilai dengan mata hati, mungkin kita akan berfikir, apa sebenarnya alasan mereka untuk mencopet. Mungkin salah satu alasan mereka adalah kebutuhan hidup atau tidak ada pekerjaan lain. Kekerasan dengan menghakimi memukul atau mengeroyok bukanlah cara yang baik untuk membuat mereka sadar. Tetapi itu malah akan membuat mereka kesal dan kembali ke jalan yang sama. Seperti kata pak Mario Teguh “cara terbaik untuk menghukum orang yang salah adalah dengan berbuat baik kepada mereka, dengan begitu secara pelan-pelan dia akan sadar dan dihukum oleh rasa bersalah dia sendiri karena perbuatannya.
Saat kita melihat seorang copet yang tertangkap dan dihakimi oleh massa, mungkin yang terbersit dalam fikiran kita bahwa dia adalah orang yang jahat. Tetapi coba kita menilai dengan mata hati, mungkin kita akan berfikir, apa sebenarnya alasan mereka untuk mencopet. Mungkin salah satu alasan mereka adalah kebutuhan hidup atau tidak ada pekerjaan lain. Kekerasan dengan menghakimi memukul atau mengeroyok bukanlah cara yang baik untuk membuat mereka sadar. Tetapi itu malah akan membuat mereka kesal dan kembali ke jalan yang sama. Seperti kata pak Mario Teguh “cara terbaik untuk menghukum orang yang salah adalah dengan berbuat baik kepada mereka, dengan begitu secara pelan-pelan dia akan sadar dan dihukum oleh rasa bersalah dia sendiri karena perbuatannya.
Islam adalah
agama yang cinta damai, ingatkah engkau kisah Rasulullah saat dianiaya dan
dizalimi oleh orang lain tetapi beliau malah menjenguk orang tersebut saat
beliau mendengar bahwa orang yang menganiayanya tersebut sakit. Karena kebaikan
Rasulullah ini akhirnya orang tersebut memilih untuk masuk islam dan mengakui
Rasulullah Saw sebagai pemimpin dan Rasul utusan Allah, atau ingatkah engkau
kisah seorang pelacur yang dijamin Allah masuk syurga karena kebaikannya
memberi minum seekor anjing yang sedang kehausan.?!. atau kisah seorang shaleh yang akhir hidupnya
meninggal dalam keadaan su’ul khotimah karena kesalahan yang dia perbuat saat
dia akan meninggal dan belum sempat untuk melakukan taubat.?! Na’uzubillah,
semoga akhir hayat kita ditutup dengan kematian yang husnul khotimah.
Bukankah
sebuah mutiara yang indah menjadi berharga saat dia mampu melewati berbagai
proses yang lama dan berat. Saat mutiara itu kau lemparkan kedalam sebuah
lumpur, mungkin dia tidak akan terlihat indah, tetapi saat engkau mencucinya
kembali tentu kilaunya akan kembali memancar. Begitu juga manusia, mungkin
mereka yang kini berada di jalan yang salah, suatu saat nanti bisa saja menjadi
seorang ulama yang taat. Cobalah engkau baca beberapa kisah ulama dan ustaz
yang kini begitu taat dan mendedikasikan hidupnya untuk berdakwah di jalan
Allah, sebagian dari mereka bukanlah orang yang benar-benar dari awal berada di
jalur yang benar, tetapi malah dari jalur yang salah. Merekalah orang-orang
yang akhirnya mendapatkan hidayah dari Sang Rabb dan memutar arah jalan mereka
yang salah kepada jalur yang benar.
Ambilah
setiap hikmah yang terkandung di dalam setiap kebaikan atau yang buruk
sekalipun. Dari mereka yang salah pun kita bisa banyak mendapatkan ilmu dan
pelajaran. Cover yang buruk bukan alasan kita untuk menghindarinya dan menjudgenya
dengan nilai yang buruk, tetapi dekatilah dia dengan hatimu, maka akan banyak
hikmah dan pelajaran hidup yang berharga yang akan engkau dapatkan. Jangan
pernah merasa diri lebih baik karena penilaian mata zahir yang buruk terhadap
orang lain, bisa jadi orang yang engkau nilai buruk nantinya malah memiliki
nilai yang baik dihadapan Sang Rabb. Tidak ada yang bisa menjamin semua itu,
hanya Allah yang Maha bijaksana dalam memberikan penilaian terhadap hambanya.
Pandangan manusia sering tersalah, tetpai tidak dengan pandangan Allah yang
selalu Maha melihat dan mendengar apa yang dilakukan hamba-Nya.
Dari
beberapa kisah diatas kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa tidak semua yang
memiliki cover buruk akan berakhir buruk ketika mereka sadar dan masih mau
kembali ke jalan yang benar. Semoga kita digolongkan kepada hamba-Nya yang
meninggal dalam keadaan husnul khotimah, menjadi hamba-hamba yang nantinya
dirindukan oleh syurga. Semoga tulisan sederhana ini mampu mengingatkan kita
untuk selalu berusaha menjadi hamba yang lebih baik lagi di mata-Nya dan di
mata hamba-hamba-Nya. Menjadi pengingat untuk kita bahwa penilaian dengan mata
zahir lebih sering tersalah, untuk itu nilailah semuanya dengan mata hatimu
agar engkau bisa manjadi insan yang lebih bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar