***Perjalanan yang penuh warna..
Jogja,
sebuah tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi. Awalnya hanya sebuah mimpi
ingin menginjakkan kaki di negeri yang dikenal dengan negeri keraton dan kota
pelajar ini. Tetapi dengan adanya mimpi ini, membuat aku termotivasi agar suatu
saat bisa berkunjung kesana. Alhamdulillah akhirnya aku diberi kesempatan untuk
mengunjungi beberapa tempat wisata yang cukup terkenal di kota ini. Banyak
kejadian lucu, menarik, mengejutkan hingga yang menyedihkan. Semua itu akan
selalu dikenang sebagai salah satu perjalanan yang sangat mengesankan. Kisah
ini terukir saat tahun pertama aku meniti langkah demi sebuah ilmu di tanah
Jawa ini.
Saat itu aku
dan teman seperjuanganku semenjak di Pesantren ingin mengisi waktu liburan yang
hanya seminggu dengan hal yang cukup menarik dan berbeda. Karena kalaupun kami
memilih untuk pulang ke Bukittinggi, tentu itu akan mengeluarkan biaya yang
cukup banyak. Akhirnya kami pun mempunyai ide untuk mengunjungi teman kami yang
ada di Jogja. Namun keraguan mulai muncul, karena kami tidak berani kalau
melakukan perjalanan ini hanya berdua. Ditambah kami belum mempunyai pengalaman
yang cukup untuk melakukan perjalanan yang cukup jauh di tanah Jawa ini.
Harapan itu pun semakin kecil dan kami tidak mau terlalu berharap, awalnya aku
sudah meminta izin, namun karena kendala ini aku memutuskan untuk memberitahu
orang tua kalau aku dan temaku tidak jadi liburan ke Jogja. Dengan berat hati
aku dan temanku memutuskan untuk menghabiskan liburan di asrama Tazkia. Cukup
menyedihkan memang dengan suasana asrama yang sudah mulai sepi karena sebagian
besar temanku memilih untuk berliburan di rumah mereka atau di rumah saudara mereka.
Mimpi yang
sudah mulai terhapus itu akhirnya mendapatkan sebuah harapan baru. Kami bertemu
dengan teman asrma yang saat itu juga ingin berliburan ke Jogja, dan akhirnya
kami merencanakan berangkat sore itu juga. Karena semua dilakukan dengan
dadakan, kami hanya sempat membeli sedikit buah tangan untuk sahabat kami yang
di Jogja. Sore itu kami menuju stasiun Bogor, disini kami mengambil kereta
tujuan Jakarta Kota. Dengan kondisi keuangan yang pas-pasan kami memilih untuk
naik kereta ekonomi. Di stasiun kota inilah awalnya kami akan menaiki kereta
menuju Jogja. Namun nasib berkata lain, ternyata kereta untuk tujuan Jogja
sudah berangkat. Kalaupun kami kembali ke Bogor sudah tidak ada kereta tujuan
Bogor dan satu-satunya jalan yaitu kami harus ke stasiun Senen.
Alhamdulillah,
akhirnya kami masih sempat naik kereta tujuan stasiun Senen walaupun harus
berlarian dengan barang yang cukup berat. Kami berlarian mengejar kereta
terakhir tujuan stasiun Senen itu dengan nafas yang sudah tidak beraturan.
Sesampainya di stasiun Senen kami shalat magrib dan setelah itu kami membeli
tiket. Namun saat itu kami kehabisan tiket kereta ekonomi tujuan Jogja. Kalaupun
memaksakan diri, resikonya kami tidak mendapatkan tempat duduk. Sedangkan kalau
kami memilih kereta Eksekutif, itu tidak sesuai dengan estimasi buget pertama
kami. Dan akhirnya kami memaksakan untuk mengambil tiket ekonomi walaupun
dengan resiko tidak mendapatkan tempat duduk. Saat pertama kali memasuki kereta
kami selalu berdoa, semoga tempat duduk yang kami duduki saat itu tidak ada
penumpangnya.
Dari satu
stasiun ke stasiun yang lain hati kami selalu berdegub kencang, takut kalau
pemilik tiket dengan nomor bangku kami datang. Dan sampailah waktunya orang
yang memiliki tiket dengan nomor bangku kami datang, tetapi karena melihat kami
perempuan mereka tidak tega mengusir kami, dan akhirnya menyuruh kami tetap
duduk disana dengan syarat kami membayar tambahan uang Rp.10.000,-. Membayangkan
perjalanan yang cukup lama yaitu skitar ± 12 jam, akhirnya kami memutuskan
untuk membayar tambahan agar kami bisa tetap duduk sampai di Jogja nanti.
Selama perjalanan kami tidak bisa terlelap tidur karena suara-suara para
penjaja makanan yang cukup mengganggu. Kalaupun kami ingin tidur, kami
melakukan shift agar keadaan barang-barang kami tetap terjaga dari
tangan-tangan tukang jambret kereta ekonomi yang cukup terkenal.
Saat aku
sudah cukup terlelap, suara temanku pun memanggil membangunkan untuk
melaksanakan shalat subuh. Setelah shalat subuh kami kembali bercerita dan
ternyata tadi malam temanku sempat ditarik-tarik tasnya oleh pencuri saat dia
baru terlelap, namun untungnya temanku menyadari dan berusaha mempertahankan
tasnya. Cerita ini cukup memberikan kami pelajaran agar lebih berhati-hati lagi
untuk perjalnan selanjutnya.
Matahari pun
mulai menampakkan sinarnya, dan perjalanan kami semakin mendekati tujuan.
Penumpang pun mulai turun dari satu stasiun ke stasiun lain, dan kami turun di
stasiun paling akhir yaitu stasiun Tugu. Alhamdulillah, akhirnya kami sampai di
Kota Jogja dan disini kami mulai berpisah. Aku dan temanku sempat merasa bingung
karena saat itu temanku yang di Jogja tidak bisa menjemput kami di stasiun
karena mereka pagi itu ada kuliah. Dengan bertanya-tanya akhirnya kami memilih
untuk naik ojek menuju kampus UIN Jogja. Sesampainya di Kampus UIN kami kembali
bingung karena baru pertama kali itu kami kesana. Namun kami kembali diberi
kemudahan, kami dipertemukan dengan kakak kelas semasa di Pesantren Parabek
yang akhirnya mengantarkan kami ke kelas teman kami. Berhubung teman kami masih
ada kuliah, kami menunggu di ruang baca kampus. Saat zuhur tiba teman kami pun
keluar kelas dan kami menuju mushala kampus untuk melaksanakan shalat zuhur. Setelah
shalat zuhur kami diajak masuk kelas bahasa inggris karena kebetulan saat itu
teman kami ada kelas bahasa inggris dan setelah kelas kami makan di salah satu
cafe dekat kampus dan setelah itu kami pulang ke pesantren dimana temanku
tinggal. Yah, sebuah pesantren yang cukup terkenal di Jogja. Seperti sebuah
mimpi, akhirnya kami bisa menginjakkan kaki di tanah Jogja walau dengan
perjuangan yang cukup melelahkan. Sebelum masuk pesantren kami izin dulu kepada
pemilik pesantren, saat itu kami minta izin kepada ibu nyai (panggilan untuk
istri pemilik pesantren di Jawa). Kami sangat bahagia karena saat itu kami
diberi izin untuk tinggal disana selama kami berada di Jogja.
Foto di depan gerbang pesantren
Tidak ada komentar:
Posting Komentar