Selamat Datang di Blog Fauziah Amriny. Selamat Membaca

Kamis, 29 Mei 2014

Belajarlah dari Mereka



Ini dia wajah-wajah yang sering kutemui kala hujan melanda Sentul City, tepatnya ini di depan sebuah mall yg tak jauh dari kampusku. Mungkin banyak yang memandang sebelah mata profesi mereka, tetapi tanpa disadari mereka sangat berjasa. Mungkin tanpa mereka orang-orang akan basah kuyup atau mungkin sakit terkena hujan. Satu hal yang selalu terlihat di wajah mereka, senyum indah itu. Seakan tak ada beban, meski harus hujan-hujanan mengejar dari satu mobil ke mobil yang lain, mencari orang yang membutuhkan jasa mereka. Tak jarang mereka harus basah kuyup demi memayungi orang yang memakai jasa mereka. Tetapi ada juga beberapa orang yang mungkin merasa iba, meskipun mereka memakai jasa ojek payung bocah ini, dia tetap mengizinkan bocah itu ikut berteduh di bawah payung.


Pelajaran berharga yang aku ambil dari bocah-bocah ini, mereka tetap tersenyum walau mereka harus berhujan-hujanan menjajakan jasa payung mereka. Walau masih kecil, mereka sudah berusaha mencari rezeki yang halal meskipun dengan perjuangan yang cukup berat. Saat jasa payung yang mereka tawarkan ditolak, mereka tidak mengeluh, tetapi kembali melanjutkan perjuangan menjajakan kepada orang lain yang mungkin membutuhkan. Tetapi kita yang kadang diberi sedikit ujian oleh Allah, kita sering mengeluh, sering merasa Allah tidak adil. Padahal di luar sana masih banyak orang yang melalui perjuangan hidup lebih sulit dari yang kita rasakan. Salah satu nasehat orang tuaku yang selalu ku ingat sampai saat ini “Untuk sebuah kesuksesan, ilmu dan ibadah lihatlah ke atas, agar kita termotivasi menjadi yang lebih baik, tetapi dari segi nikmat Allah, lihatlah ke bawah, masih banyak orang yang tidak seberuntung kita, masih banyak orang yang lebih sulit dari kita, agar bertambah kesyukuran kita kepada Allah”. 


Sangat sederhana memang jika kita melihatnya, tetapi disini aku banyak belajar dari mereka, bagaimana mereka tetap bisa tersenyum dengan keadaan mereka, bagaimana mereka bersyukur dengan nikmat yang sudah Allah berikan untuk mereka meskipun di luar sana anak-anak seusia mereka menikmati indahnya bangku pendidikan, indahnya bermain bersama teman-teman, indahnya menikmati hari-hari bersama keluarga sambil menikmati makanan yang enak. Tetapi mereka memilih membantu orang tua mereka mencari nafkah dengan jasa ojek payung. Terkadang aku sedih melihat anak-anak yang diberi kesempatan untuk mengecap bangku pendidikan dengan mudah malah menyia-nyiakan kesempatan itu. Sedangkan di luar sana ada banyak anak yang ingin mengecap pendidikan tetapi tidak bisa karena kondisi perekonomian keluarga mereka yang tidak memungkinkan mereka untuk sekolah. Aku pernah sekali memakai jasa ojek payung ini bersama temanku, kebetulan waktu itu aku dan temanku lupa membawa payung dan kami berencana ingin mampir ke hypermart yang ada di mal itu. Awalnya bocah ini memberikan payungnya kepadaku dan temanku dan ingin berjalan di belakang kami. Namun aku memanggilnya dan menyuruhnya berjalan beriringan dengan kami di bawah payung. Saat dalam perjalanan aku bertanya beberapa hal kepada bocah ini, "adek gak sekolah, kok jam segini malah ngojek payung.?" jawaban bocah ini "enggak kk, saya nggak sekolah". Setelah beberapa ngobrol ternyata dia ingin membantu orang tuanya, kebetulan dia dari keluarga yang tidak mampu. Jangankan untuk sekolah, untuk makan pun mungkin mereka masih mengalami kesulitan. Mata ku pun berkaca-kaca saat mendengar cerita bocah ini, di usia mereka yang masih kecil seharusnya mereka menikmati indahnya masa bersama teman-teman di sekolah. Tetapi mereka lebih memilih membantu orang tua mereka karena perekonomian keluarga yang sulit. 

Satu hal lagi yang aku salutkan dari mereka, mereka tetap berusaha mencari rezeki yang halal meski dengan perjuangan berat. Tetapi di luar sana sungguh sangat miris, banyak pejabat kita yang sudah mendapatkan fasilitas yang sangat mewah dan gaji yang sangat mencukupi malah melakukan korupsi. Mereka lupa kalau di luar sana masih banyak keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, mereka lupa kalau pundi-pundi rupiah yang mereka korupsi adalah hak si miskin yang seharusnya mereka bantu. Apakah dengan gaji yang segitu banyaknya mereka masih merasa kurang.? Dimana hati nurani mereka, bagaimana kalau itu terjadi pada keluarga mereka.?.Apakah mereka lupa kalau setiap yang mereka lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti.? Entahlah.. Mari kita sama-sama introspeksi diri, sama-sama belajar dari mereka, mereka yang mungkin dianggap kecil oleh sebagian orang, mereka yang mungkin sering dipandang sebelah mata oleh orang lain. 

Terkadang tanpa kita sadari, kita bisa banyak belajar dari orang-orang disekitar kita, orang-orang yang baru kita temui, kita sadari atau tidak. Mari kita menjadi insan yang lebih bersyukur, bersyukur dengan begitu banyaknya nikmat Allah yang sudah kita nikmati. Setiap ujian yang kita lalui, Allah pasti menyelipkan begitu banyak hikmah. Kita tidak perlu berkecil hati saat melihat nikmat yang di dapat orang lain, karena di luar sana masih banyak orang yang hidup lebih sulit namun tetap bisa bersyukur dengan apa yang sudah mereka punya. Yakinlah, Allah meberikan porsi ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Di balik ujian itu mungkin Allah rindu dengan kita, rindu kita untuk mendekati-Nya, bersujud dan meminta pertolongan pada-Nya. Allah ingin menaikkan derajat kita, ingin kita menjadi pribadi yang lebih baik. Mari kita tetap husnuzon dengan rencana terindah Allah, sesuatu itu akan Allah jadikan indah pada waktunya. 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar